Bedah Buku Puisi Jejak Tubuh karya Tegsa Teguh Satriyo
Gedung Balai Kesenian
Remaja Kendal (BKR) kembali ramai dihadiri oleh para seniman dan masyarakat
umum pada Jumat 7 September 2018. Pasalnya di hari tersebut acara diskusi
mingguan Jurasik kembali dilaksanakan. Meski angin di malam itu bertiup sedikit
kencang, namun tak menyurutkan antusiasme para hadirin di halaman gedung
belakang GOR Bahurekso Kendal tersebut.
Jurasik yang ke-24 ini
menghadirkan narasumber seorang penulis buku puisi "Jejak Tubuh" yang
bernama Tegsa Teguh Satriyo. Selain Tegsa, acara Jurasik juga menampilkan grup
band akustik, BKR n' Friends.
Acara yang berlangsung
selepas isya' tersebut dibuka dengan pembacaan puisi yang ada di buku Jejak
Tubuh oleh para hadirin. Secara bergantian mereka mengapresiasi karya Tegsa
tersebut dengan membacakan puisi-puisinya didepan panggung Jurasik.
Setelah puisi Tegsa
selesai dibacakan, hadirin langsung di suguhi penampilan dari BKR n' Friends.
Membawakan beberapa lagu dari grup band Padi, penampilan grup band yang
bermukim di Gedung BKR tersebut mampu menghibur para hadirin.
![]() |
Foto: Tegsa membaca puisinya diiringi oleh BKR n' Friends |
Tegsa merupakan guru di
SMA Kesatrian 2 Semarang. Kecintaannya terhadap dunia seni dimulainya sejak
kelas 2 SMA. "Saya dulu berawal dari teater, segala sesuatu tentang teater
saya suka dan sudah pernah saya jalani. Mulai dari aktor, penulis naskah,
hingga menjadi sutradara" kata Tegsa.
Kegemaran menulis
puisinya berawal dari sifat kepengenannya dalam berbagai hal. Yang dulunya
hanya menulis naskah drama, kemudian merambah ke cerpen dan puisi. "Saya
itu orangnya mudah kepengen dalam berbagai hal. Saya dulu lihat teman menulis
puisi, jadi pengen nulis juga. Alhamdulillah berkat kepengenan saya itu kini
sudah menjadi buku Jejak Tubuh ini" imbuh pria kelahiran Pati tersebut.
Dalam sesi diskusi,
hadirin mengungkapkan kekagumannya terhadap puisi Tegsa. Dalam beberapa puisi
yang terdapat di buku Jejak Tubuh menampilkan sisi kereligiusan seorang Tegsa.
Namun ada juga yang memberikan masukan kepada Tegsa.
Kekaguman terhadap
Tegsa salah satunya disampaikan oleh Ketua Lesbumi Kendal, Muslichin.
Menurutnya gaya bahasa yang digunakan dalam buku puisi tersebut menggambarkan
perasaan Tegsa yang religius. "Saya cukup tertarik dengan buku Jejak
Langkah ini, karena beberapa mengandung makna religius yang cukup bagus. Namun
tentunya, Tegsa perlu meningkatkan skill membuat puisinya lagi mengingat dia
masih muda. Saya yakin di buku-buku berikutnya Tegsa akan jauh lebih baik"
ungkap Muslichin, yang juga seorang guru SMA N 2 Kendal.