Jurasik #2
Obrolkan
Oleh-Oleh Lokakarya Manajemen Seni
Jumat, 23 Maret
2018 menjadi saksi atas keteguhan penyelenggaraan aktivitas mingguan Jumat Sore
Asik (Jurasik) di Balai Kesenian Remaja (BKR) Kendal. Gedung kecil yang berada
di belakang GOR Bahurekso Kendal tersebut hendak digairahkan oleh segenap
pegiat seni dan budaya Kendal.
Menjadi bukti,
penyelenggaraan Jurasik #2 (kedua) menghadirkan salah seorang pegiat muda yang
baru saja beberapa waktu lalu telah menjalani lokakarya manajemen seni di
Kudus, atas program Indonesia Kaya. Dia adalah Tanjung Alim Sucahya, pegiat
Titiktemu Collaboratorium yang juga aktif berproses dalam penyelenggaraan
gelaran mingguan Jurasik ini.
"Upaya ini
merupakan sebuah gerak kecil untuk membiasakan aktivitas berbagi, jika seorang
pegiat atau seniman baru saja mengikuti sebuah lokakarya, resisdensi, atau
penempaan lain, baik di luar kota atau di luar daerah. Agar setidaknya ada
keinginan bagi siapa saja untuk saling peduli atas gerak kolektif dalam
berkomunitas," ungkap Akhmad Sofyan Hadi, direktur artistik Jarak Dekat.
Bagi Sofyan,
selanjutnya akan diupayakan pegiat lain untuk mengikuti lokakarya lain yang
terselenggara. Misalnya kali itu ada tawaran mengirim peserta lokakarya, maka
diajukanlah salah seorang pegiat yang dirasa mampu dan punya waktu luang untuk
sepenuhnya mengikuti lokakarya tersebut.
"Ini bagi
saya merupakan pengalaman yang tidak biasa. Dalam lokakarya tersebut, saya
dapat mengangsu ilmu kepada para seniman maestro Indonesia terkait laku
berkesenian, khususunya berkait pada sebuah manajemen seni. Paling tidak, saya
semakin gambalang dan yakin, jika kelak suatu saat saya hendak membuat gelaran
seni tertentu," tutur Tanjung Alim Sucahya, seorang mahasiswa Universitas
Selamat Sri Kendal, yang pada tahun ini juga didaulat sebagai ketua Kendalis
Seni Kendal (KSK) 2018.
Bagi Tanjung,
pada Jurasik #2 ini ia berupaya membagikan apa saja yang telah ia serap dalam
lokakarya tersebut. Mulai dari tahapan yang paling awal dalam perencanaan
pembuatan sebuah gelaran seni. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwasanya
berjejaring bagi seorang pegiat itu begitu perlu dilakukan. Dikarenakan itu
yang nantinya akan menopang diri seniman dan aktivitas yang hendak dilakukan.
"Selain
berjeraring, mengenal dan serawung terhadap para pegiat atau komunitas lain,
baik di dalam kota atau di luar kota, seorang pegiat juga sangat perlu menempa
sumber dayanya. Ya, salah satunya dengan tekun belajar, baik mengikuti
pelatihan, workshop, atau lokakarya yang terselenggara. Ya, intinya mau sinau
dan terus berupaya melakukan aktivitas berkesinambungan dan dapat mengevaluasi
aktivitasnya tersebut dalam periode dan jangka tertentu. Segala itu semata
untuk menjadi pijakan aktivitas selanjutnya," pungkas seorang pria kurus
dekil tersebut.*** (JRS/SNA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar